JUMAT sore, sembari siap-siap pulang kantor, saya iseng memberitahukan salah satu hobi (kalau ini bisa disebut hobi) saya ke teman-teman, bahwa saya senang membaca buku saat sedang nongkrong di toilet, baik di kantor maupun di rumah. Ya, maksud dari kata nongkrong tentu saja adalah buang air besar atau pup :D. Yang membuat saya sedikit terkejut, ternyata teman-teman saya merespon positif. Maksudnya adalah, dua dari tiga orang teman mengatakan bahwa mereka juga melakukan hal yang sama: senang membaca di toilet, entah itu buku, lini masa, maupun sekedar membaca berita lewat gadget. Pembicaraan sore itu mengantarkan saya pada satu kesimpulan: ternyata saya punya banyak teman, hahaha.
Saya sendiri lebih senang membaca buku saat di toilet daripada membaca berita atau linimasa menggunakan handphone, takut jatuh ke air, hehe, meskipun sesekali juga saya melakukan hal itu kalau tidak ada buku yang bisa saya baca. Membaca buku di toilet membuat saya punya kesibukan lain. Saya tidak suka berdiam diri tanpa melakukan apapun, hehe. Membaca membuat pikiran saya teralihkan dari bau toilet, sempitnya toilet (saya takut ruangan sempit), kotornya toilet, dan hal semacamnya. Semakin nyaman sebuah toilet, saya akan semakin lama berada di toilet sambil membaca buku. Saat membaca novel, kadang saya lebih merasakan jalannya cerita saat saya membaca di toilet daripada di meja baca.
Selain toilet, kasur menjadi tempat favorit saya yang lain. Saya senang membaca buku sebelum tidur, sambil setengah berbaring, atau kadang juga sambil berbaring. Meski sering diprotes istri, saya tetap senang melakukannya, kebiasaan lama, hehe. Meski hanya satu atau tiga lembar, kadang saya selalu menyempatkan diri membaca sebelum tidur. Alasan utamanya sih, biasanya kalau sudah bosan membaca saya menjadi mengantuk, meski kadang novel yang saya baca bukannya membuat saya bosan, malah membuat saya ingin membaca terus menerus. Alhasil, saya malah terlambat tidur, hehe.
Saat masih SMA, saya harus naik angkutan umum dari rumah ke sekolah. Angkutan umumnya berupa bus 3/4 atau kami biasa menyebutnya elf. Tempat favorit saya adalah pojok belakang elf. Pojok belakang elf memberi suasana baca tersendiri bagi saya. Saya senang sekali menikmati pagi saat berangkat sekolah atau sore saat pulang sekolah, duduk di pojok belakang elf dan membaca buku atau novel. Sinar matahari mengiringi momen tersebut, sambil sesekali saya melihat pemandangan di luar elf. Sesekali hujan juga mengiringi momen indah saya membaca buku. Dan saya menikmati 45 menit perjalanan elf tersebut hanya dengan membayar Rp500, meski kemudian harus naik menjadi Rp1000 dan Rp1500 gara-gara kenaikan BBM.
Di samping kiri rumah ibu saya terdapat bentangan sawah, beberapa dimiliki oleh ayah saya sendiri. Di sawah ayah saya tersebut, berdiri gubuk kecil tempat para pekerja beristirahat, atau tempat makan saat ibu saya mengantarkan kiriman makanan ke sawah. Saat pulang sekolah, biasanya saya membaca buku di gubuk itu, atau kadang sambil mengerjakan PR dari sekolah. Membaca di tengah gubuk, ditemani semilir angin sawah dan sesekali kicau burung atau kokok ayam, adalah pengalaman membaca yang kadang saya rindukan.
Itu adalah beberapa tempat favorit saya membaca buku, kalau Anda?
asal jangan baca al-Quran aja.. tapi jangan dibiasakan berlama-lama di toilet pak
LikeLike
Hehe iya, siap.
LikeLike