WOW Leadership By MarkPlus Institute

wow-leadership-1419793916-0

BEBERAPA hari yang lalu saya baru saja menyelesaikan membaca sebuah buku yang menurut saya istimewa. Selain tampilannya yang kece, isi buku ini juga keren. Berjudul WOW Leadership, ditulis oleh Hermawan Kartajaya dan Ardi Ridwansyah. Hermawan Kartajaya adalah seorang pakar marketing yang dikenal sebagai One of The 50 Gurus Who Shaped the Future of Marketing. Beliau juga merupakan founder dan CEO  MarkPlus, Inc; beberapa buku sudah dilaunching oleh beliau ini, dengan bahasan terutama mengenai marketing. Sementara itu Ardhi Ridwansyah merupakan penulis buku yang juga menjabat sebagai COO MarkPlus, Inc. yang bergerak dalam bidang pemberian jasa pelatihan dan pengembangan SDM Perusahaan.

Mungkin karena ditulis oleh pakar marketing, buku ini pun banyak mendasarkan isinya pada teori marketing. Membacanya saya seperti membaca tips memimpin ala marketer. Dengan bahasa yang enak, mudah dipahami, sesekali terdapat kutipan-kutipan dari para tokoh terkenal, dan tak lupa mencantumkan referensi. Awalnya saya membeli buku ini karena tertarik dengan covernya yang bagus, ternyata isinya memang tidak mengecewakan.

Secara garis besar buku ini bercerita mengenai 6 atribut kepemimpinan untuk menjadi WOW Leader. 6 Atribut tersebut meliputi aspek fisik, aspek intelektual, aspek emosional, aspek kemampuan sosial, aspek kepribadian, dan aspek moral. Pada halaman awal buku ini kita akan disuguhi tulisan dengan judul JokoWOW. Awal membacanya saya pikir juga buku ini masih tentang kampanye Jokowi. Ternyata tidak sama sekali. Tulisan tersebut hanya membahas mengenai sisi marketing Jokowi pada saat mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu 2014.

Leadership is influence, nothing more, nothing less. Demikian ucap John C. Maxwell yang juga dikutip buku ini sebagai definisi utama leadership. Pemimpin adalah seseorang yang dengan ide serta perbuatannya bisa mempengaruhi perilaku orang lain. Kata kuncinya ada pada kata influence. Ketika kita bisa menggerakkan orang lain untuk mengikuti kita secara sukarela, maka hakikatnya pada saat itu kita telah menjadi ‘pemimpin’ bagi mereka. Mari kita bahas 6 atribut tersebut:

1) Aspek Fisik (Physicallity)
Seorang pemimpin tentu harus menarik secara fisik. Fisik yang dimaksud di sini adalah hal-hal yang mudah tertangkap oleh indra, mencakup apa yang terlihat, apa yang terdengar, serta apa yang tercium oleh orang lain. Penilaian orang lain terhadap penampilan fisik kita bukan terhadap apa yang sudah kita bawa dari lahir yang tidak bisa kita ubah, misalnya hidung pesek, mata besar, tangan kecil sebelah, dll. Namun yang dinilai orang lain lebih dipengaruhi oleh hal-hal yang masih bisa diubah, misalnya mengenai cara berpakaian, kebugaran tubuh, posisi postur tubuh, dan kebersihan dan kerapihan anggota tubuh. Pemimpin dengan suara berkharisma tentu saja akan lebih baik daripada pemimpin dengan suara becek. Gerard Bauer mengatakan bahwa the voice is a second face. Di sisi lain, tentu saja tidak lucu jika seorang pemimpin mempunyai aroma yang tidak mengenakkan, bau ketek, dll.

2) Aspek Intelektual (Intellectuality)
Intelektualitas bukanlah tentang IQ. Intellectuality is something beyond IQ score, seperti penelitian yang dilakukan oleh Lewis Terman (dalam Gladwell, 2008). Sebagai pemimpin dan calon pemimpin, ada 3 hal yang perlu diperhatikan agar kemampuan intelektual kita bisa memberikan pengaruh kepada orang lain, yaitu logical thinking, creative thinking, dan practical thinking. Logical thinking harus dimiliki oleh pemimpin karena sebuah ide harus disampaikan secara jelas, bukan acak. Sehingga dibutuhkan kemampuan melogikakan-nya agar bisa diterima semua orang. Sementara itu creative thinking adalah ibarat kita berinvestasi. Dalam investasi, prinsip yang berlaku adalah buy low and sell high: membeli dengan harga murah, lalu kita jual lagi dengan harga mahal. Membeli murah berarti membeli ide-ide yang tidak populer, jarang dilirik, tetapi memiliki potensi yang tersembunyi. Sedangkan menjual mahal artinya mengubah ide tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat besar. Steve Jobs mengatakan bahwa creativity is just connecting things; creative people were able to connect experiences they’ve had and synthesize new things. Sementara itu ide logis dan kreatif harus bisa untuk dilaksanakan/dieksekusi: praktical thinking.

3) Aspek Emosional (Emotionality)
Emosi memegang peranan penting dalam perilaku seseorang. Karenanya, untuk mempengaruhi orang lain, kita tidak cukup menyentuh sisi rasio/logikanya saja. Tetapi kita juga perlu mempengaruhi emosi mereka. When dealing with people, remember we are not dealing with creatures of logic, but creatures of emotion, demikian kata Dale Carnegie.

4) Aspek Sosial (Sociability)
Aspek sosial bagi seorang pemimpin mencakup kemampuan untuk memahami konteks atau situasi sosial di mana dia berada, kepiawaian dalam membangun hubungan dengan pihak sosial, dan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan hubungan antarmanusia.

5) Aspek Kepribadian (Personability)
Seorang pemimpin besar lahir dari seorang pribadi yang mengalami pencerahan. Dialog dengan dirinya sendiri akhirnya menghasilkan sebuah misi hidup yang ia yakini dan menjadi landasan setiap perbuatannya. Inilah aspek personability yang terdiri dari kesadaran pribadi, kepercayaan pada diri sendiri, serta kemampuan memotivasi diri.

6) Aspek Moral (Moral Ability)
Pemimpin jelas harus memperhatikan sisi moralitas sebagai fondasi kepemimpinannya. Sisi moralitas ini mencakup integritas, tanggung jawab, dan sikap murah hati.

——————–
Epilog: Buku ini masuk ke dalam daftar buku terbaik saya. Jadi, tidak ada ruginya menyisihkan gaji kita untuk membelinya 🙂
Semoga bermanfaat.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.