Belajar Dari Orang Lain

SAYA setuju sekaligus percaya bahwa manusia adalah makhluk pembelajar. Di mana pun, dalam kondisi apa pun, pasti manusia tersebut akan belajar. Belajar dari alam, belajar dari keadaan, belajar dari makhluk hidup, bahkan belajar dari manusia yang lain.

Suatu ketika saya dikejutkan dengan munculnya nama saya di papan pengumuman kantor. Pengumuman tersebut diantaranya menyebutkan bahwa sejak tanggal tertentu, status saya diubah dari agent call centre menjadi team leader. Sekaligus disebutkan juga dalam pengumuman itu nama-nama agent yang akan saya pimpin.

Sebenarnya saya kaget atas perubahan itu, mengingat saya belum lama menjadi agent call centre, dan saya pikir masih ada orang lain yang lebih pantas untuk menjadi team leader alih-alih saya. Tapi protes punya protes, saya tetap ditetapkan sebagai team leader. Maka sejak saat itu lah beban saya bertambah: belajar untuk diri sendiri, sekaligus belajar untuk orang lain.

Ternyata menjadi pemimpin (bahkan dalam ruang lingkup yang kecil sekali pun) bukanlah perkara yang mudah. Saya jadi ingat wasiatnya Uncle Ben kepada Peter Parker. Apalagi pemimpin yang perannya adalah sebagai tempat nanya dan konsultasi, hihi. Iya, karena saya team leader di call centre yang pelayanannya adalah memberikan informasi (baca: menjawab pertanyaan Wajib Pajak), maka kerjaan saya setiap hari ya ditanya-tanya sama agent saya). Saya sebut bukan perkara mudah, karena itu artinya saya harus tahu lebih banyak dari pada agent saya. 

Tetapi bukan itu sebenarnya yang ingin saya ceritakan, karena pengetahuan tentang pajak semuanya sudah tertuang secara apik di knowledge base yang dimiliki oleh kantor saya. Melalui tulisan ini saya ingin bercerita tentang belajar dari orang lain.

Beda manusia beda kepala, begitu yang sering kita dengar. Artinya kurang lebih, beda orang beda pemikiran. Betul sekali. Setiap orang memiliki pemikiran, cara pandang, dan cara belajar yang berbeda-beda (kaitannya dengan manusia sebagai makhluk pembelajar). Pemikiran, cara pandang, dan cara belajar si A belum tentu cocok dengan si B maupun si C dan D. Akibatnya gara-gara perbedaan yang sangat mencolok itu, kita harus men-treat manusia dengan cara yang berbeda-beda.

The biggest communication problem is we do not listen to understand, we listen to reply. Saya dituntut mengerti watak, karakter, bahkan cara belajar yang berbeda-beda dari keenam orang agent saya. Akibatnya adalah saya akan menyampaikan hal yang sama dengan cara yang berbeda-beda kepada enam orang tersebut. Di sini saya dituntut untuk memiliki cara menyampaikan yang efektif: komunikasi yang efektif sekaligus efisien, mengingat waktu saya menjawab pertanyaan mereka dibatasi oleh waktu.

Lagi-lagi saya harus belajar mengenai ilmu komunikasi—yang mungkin akan saya ganti namanya menjadi ilmu mengenai bagaimana mengerti dan memahami orang lain serta memperlakukan mereka dengan tepat (panjang amat).

Ada manusia yang cukup diberi penjelasan secara garis besar saja sudah langsung paham, tetapi ada yang sudah diberi contoh dari A sampai Z tetapi tidak juga mengerti. Ada yang cukup dijelaskan dengan tulisan, tetapi ada juga yang cukup dengan penggambaran, bahkan ada yang harus dua-duanya, kombinasi tulisan sekaligus visualisasi. Ada yang disampaikan cukup sekali, lalu dia akan ingat seterusnya. Tetapi ada juga yang disampaikan berkali-kali tetapi lupa terus. Lagi-lagi manusia adalah tentang karakter dan kepala yang berbeda-beda.

Dan pada akhirnya saya harus bersyukur dengan semua ini. Bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk terus belajar. Saya berterima kasih kepada agent-agent saya, atas kesempatan saya untuk terus belajar. Dan ilmu itu akan terus bertambah hari demi hari. Karena bagi saya, tiada hari tanpa belajar.

————————————————————————–

Special thanks untuk kelompok 12: Sanda, Naday, Ichwan, Rizki, Indra, dan Jay.

Bintaro, 23 Oktober 2014

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.