Pagi ini saya ingin membahas sesuatu yang agak absurd. Saya ingin membahas bagaimana sesuatu mempengaruhi sesuatu yang lain. Oke, saya tidak tahu bentuk baku dari mempengaruhi, apakah tetap mempengaruhi atau memengaruhi, tapi itu tidak usah kita bahas ya 🙂
Pagi ini agak istimewa karena saya bisa berangkat ke kantor lebih pagi dari pada biasanya. Bukan apa-apa, sebenarnya lebih karena ketakutan saya akan kemacetan yang akan terjadi di jalan, mengingat kemarin baru saja terjadi tabrakan commuter line (KRL) jurusan Tanah Abang- Serpong di Bintaro, dan sampai pagi ini perjalanan KRL belum normal kembali, jadi saya yakin para penumpang KRL akan berpindah ke kendaraan pribadi, jadi lebih baik saya berangkat lebih pagi. Sampai di kantor masih pukul 07.00 pagi, dan saya masih sempat menulis blog ini sebelum jam kerja dimulai.
Saya mengawali pagi hari ini dengan mengunjungi beberapa website langganan saya, selain 9gag, situs berita online, dan beberapa blog langganan saya. Setelah membaca blog-blog tersebut, saya jadi ingin menulis tentang ini, tepatnya tentang bagaimana sesuatu mempengaruhi sesuatu yang lain.
Sudah sangat kita sadari, bahwa kita adalah akumulasi dari pengaruh sesuatu/orang lain terhadap diri kita. Pengaruh itulah yang terkumpul dan membentuk diri kita, apakah kita menyebutnya jati diri atau kepribadian. Orang tua kita adalah pengaruh nomor satu. Tutur kata, perilaku dan tindak tanduk kita jelas dipengaruhi oleh perilaku orang tua kita. Entah perilaku mereka sendiri, atau bagaimana mereka menanamkan dan mengajarkannya kepada kita.
Gaya berpakaian kita merupakan akumulasi dari pengamatan kita terhadap gaya berpakaian orang lain, betul?! Pengamatan kita terhadap berbagai model dan jenis pakaian, kemudian berujung kepada kesukaan kita terhadap model dan jenis pakaian tersebut. Kesukaan itulah yang kemudian akan mempengaruhi gaya berpakaian kita. Saya suka model baju santai sederhana yang tidak terlalu formal dan tidak terlalu ‘wah’, jadinya gaya berpakaian saya ya sebenarnya standar saja.
Gaya menulis kita dipengaruhi oleh jenis bacaan kita. Ada pepatah yang mengatakan untuk melihat kepribadian seseorang, lihatlah apa yang dibacanya. See?, ternyata bacaan tidak hanya berpengaruh terhadap gaya tulisan, tapi bahkan juga kepribadian. Kadang saya membaca karya orang lain seperti sedang membaca karya orang yang lain (kalimatnya agak aneh ya). Misalnya saya membaca karya si A, tapi saya seperti membaca karya si T. Ternyata setelah ditelusuri, karena si A banyak membaca karya si T.
Proses pengaruhnya sama seperti pengaruh gaya berpakaian. Dalam proses membaca pun terjadi proses pemilihan. Kita pribadi akan memilih bacaan mana yang kita suka dan yang tidak kita suka. Bacaan yang kita sukai, akan mempengaruhi gaya menulis kita.
Sementara saya sendiri, sampai sekarang belum mengetahui siapa yang paling berpengaruh terhadap gaya menulis saya. Karena bacaan saya campur-campur, dari genre fiksi sains sampai tulisan ringan yang bikin ngakak-nya @chaosatwork. Mungkin saya masih dalam proses pencarian, haha. Meskipun, sebenarnya, dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin membaca semua tulisan, tidak peduli itu baik atau buruk, karena saya yakin setelah itu akan ada proses penyaringan.
Nah kembali ke topik, tanpa kita sadari, banyak hal di sekeliling kita yang mempengaruhi diri kita. Atau tanpa kita sadari, diri kita akan mempengaruhi banyak hal lain di sekeliling kita. Kita jelas memberikan pengaruh kepada sahabat dan teman-teman kita. Kita juga memberikan pengaruh kepada keluarga kita. Entah itu baik, atau buruk.
Seorang bijak pernah mengatakan bahwa dunia ini seperti sebuah cermin raksasa, kemana pun kita memandang, hanya bayangan kita yang kita lihat. Maksudnya adalah, bahwa apa yang kita terima dari orang lain, merupakan cerminan dari apa yang kita berikan kepada orang lain. Jadi, mungkin, menurut saya, jika kita ingin mendapat pengaruh yang baik dari orang lain, maka kita harus berusaha untuk memberikan pengaruh yang baik pula kepada orang lain.
——————————————————
Jakarta, 10 Desember 2013