1/1

 

Halo semuanya,

sudah berapa lama sejak saya menulis yang terakhir kali di blog ini ya? setahun yang lalu mungkin ya.

Ya setidaknya saya menulis, meskipun setahun sekali :p

Beberapa minggu ini saya disibukkan–lebih tepatnya menyibukkan diri–dengan bolak-balik jakarta-kampung hampir di setiap minggu. Dan sepertinya masih akan terus berlangsung selama beberapa minggu ke depan, karena urusan saya tak kunjung selesai. Saya bukan sedang mengeluh, hanya sedang bercerita saja. Gapapa kan? hehe …

Karena sering bolak-balik itulah saya jadi makin sering naik kereta. Bukan cuma kereta jarak jauh, tapi juga KRL di Jabodetabek. Alasan utama saya naik kereta kalau mudik ya cuma satu, saya malas naik bus. Saya paling nggak tahan sama macetnya. Hehe. Apalagi kereta api sekarang bisa beli tiket online, bayarnya pake internet banking, wah makin seneng deh saya. Meskipun kalau dihitung-hitung harganya bisa dua kali lipat dari kita naik bus, tapi kita bisa hemat waktu banyak. Dan menurut saya itu adalah harga yang pantas.

Sedang alasan saya seneng naik KRL Jabodetabek, karena murah. Dulu mungkin mahal ya, tapi setelah ada multi trip dan single trip seperti sekarang, KRL menjadi semakin murah. Dari Pondok Ranji sampai ke Tanah Abang cuma bayar dua ribu perak. Makanya saya termasuk orang yang paling seneng waktu diberlakukan multi trip itu, hehe

Saya memang kagum pada perubahan-perubahan yang dilakukan oleh salah satu BUMN pemegang monopoli perkeretaapian di Indonesia yang satu ini. Perubahannya besar-besaran, meski banyak mengundang kontroversi juga.

Dari mulai merubah jadwal, merubah tarif, dan seterusnya, terus diberlakukan kereta api. Sekarang hampir semua kereta api ada colokan buat ngecharge HP-nya. Semua kereta api pake AC, meskipun beberapa kereta ekonomi AC nya seadanya saja. Meskipun setiap hari kita melihat banyak twit keluhan, terutama dari pengguna KRL Jabodetabek, tapi tetap saja mereka naik kan? hehe …

Oke, kembali ke laptop.

Karena keseringan naik kereta api itu, saya jadi senang merenung. Ceileh, merenung. Bukan melamun sih, saya lebih senang menyebutnya merenung. Apa yang saya renungkan? banyak hal. Meskipun kadang terlalu tidak penting untuk sekadar direnungkan, hehe.

Kadang saya berpikir, tanpa disadari, keinginan atau cita-cita kita satu persatu dipenuhi oleh-Nya.

Dulu saya pengen banget tuh bisa kerja kantoran, alhamdulillah sudah tercapai. Dulu cita-cita saya sebenarnya pengen jadi guru, tanpa saya sadari, meskipun saya bukan guru dalam arti yang sebenarnya, saya juga beberapa kali harus menyampaikan sesuatu kepada orang lain yang notabene itu tugas guru. Dulu saya selalu penasaran gimana rasanya makan bareng keluarga sambil minum orange jus seperti yang di sinetron-sinetron itu, alhamdulillah sekarang bisa terpenuhi (yang ini aneh). Dulu saya kepengeen banget mbeliin ibu saya baju baru, alhamdulillaah, sekarang bisa mbeliin bukan hanya baju baru, sandal baru, tas baru, pun bisa.

Banyak sekali keinginan saya yang ternyata sudah dipenuhi oleh-Nya. Saya jadi malu bahwa saya jarang sadar akan hal itu. Dan tau gak, keinginan-keinginan itu tidak selalu saya sampaikan kepada-Nya secara formal. Kadang saya cuma mengucapkannya sekilas di dalam hati. Namun itu tetap dikabulkan-Nya juga. Lagi-lagi saya malu gara-gara saya sering lupa untuk sekedar berterima kasih atas dikabulkannya keinginan saya itu.

Ya, saya masih akan terus menginginkan hal-hal lain. Karena saya manusia yang penuh dengan keinginan. Dan saya yakin bahwa keinginan saya itu satu per satu, 1/1 akan terus dipenuhi oleh-Nya. Dan saya juga ingin selalu memiliki keinginan untuk tidak lupa bersyukur atas hal apapun yang saya terima….

Bintaro, 8 September 2013

Nasikhudin

 

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.