O – Eka Kurniawan

27808997

 

HAL pertama yang ingin saya ceritakan dari novel ini adalah harganya. Novel ini dijual dengan harga Rp99.000,- di Toko Buku Gramedia, namun saya mendapatkannya dengan harga Rp69.300,- saja karena menggunakan kartu BNI. 😛

Saya ingat jaman saya kecil dulu, senang membaca cerita fabel. Masih ingat kan cerita fabel? Fabel, seperti ingatan kita semua, adalah cerita mengenai hewan-hewan yang berperilaku seperti manusia. Hewan-hewan tersebut berbicara, berperasaan, dan bertingkah seperti manusia. Menurut saya O adalah salah satu fabel jenis baru, dimana Eka menceritakan mengenai kehidupan hewan disaling-silangkan dengan kehidupan manusia. Hewan berbicara, manusia berbicara, namun mereka tidak saling mengerti pembicaraan tersebut.

Sedikit berbeda dengan dua novel sebelumnya yang saya baca (Lelaki Harimau dan Cantik itu Luka) yang fokus pada tokoh-tokoh yang saling terkait dan memiliki permasalahan sentral yang sama, dalam novel ini Eka menceritakan banyak pihak, banyak tokoh, banyak orang dengan permasalahan masing-masing, meski ide dasarnya tetap sama. Eka bercerita tentang kehidupan jaman sekarang yang sudah mulai edan, sudah terbalik: binatang ingin menjadi manusia, manusia ingin menjadi binatang. Monyet menjadi manusia, manusia menjadi babi.

Adalah Entang Kosasih, seekor monyet yang bercita-cita dan berkeyakinan bahwa suatu saat nanti dia akan menjadi manusia. Entang Kosasih terinspirasi dari leluhurnya yang menurut cerita para tetua telah berhasil berubah dari monyet menjadi manusia. Mereka (yang yakin dengan cerita itu) percaya bahwa sebelum menjadi monyet mereka adalah katak, dan sebelum katak mereka adalah ikan. Dan setelah menjadi monyet mereka akan menjadi manusia–teori evolusi Darwin.

Karena ambisi menjadi manusianya, Entang Kosasih selalu mencoba berperilaku seperti manusia, hingga suatu hari, ia belajar mengokang revolver dari dua orang polisi di kampungnya: Sobar dan Joni Simbolon. Menurut Entang Kosasih, satu-satunya cara menjadi manusia adalah dengan berperilaku seperti manusia. Joni Simbolon tewas akibat pelor yang dikokang dari revolver Sobar yang direbut oleh Entang Kosasih. Dan karena perbuatannya, Entang Kosasih juga harus merasakan pelor panas dari revolver Joni Simbolon yang dipegang oleh Sobar, menuntut balas atas kematian Joni Simbolon. Dalam kejadian itu, Entang Kosasih terjatuh ke hutan, namun Sobar hanya menemukan revolvernya yang terjatuh saat Entang Kosasih tumbang, dia tidak pernah menemukan mayat atau bangkai monyet pencuri tersebut, Entang Kosasih.

O, kekasih Entang Kosasih, percaya bahwa akibat kejadian penembakan itu Entang Kosasih telah menjelma menjadi manusia. Monyet itu diberi nama O karena kebisaan mulutnya membentuk huruf O. Dengan petunjuk seorang tikus cenayang (tikus cantik yang bisa membaca tanda), O akhirnya pergi ke pasar untuk mencari Entang Kosasih. Alih-alih bertemu Entang Kosasih, O masuk perangkap orang kampung dan dijual kepada penadah monyet untuk dijadikan sirkus topeng monyet.

O juga bercita-cita menjadi manusia, bukan karena cerita leluhurnya, tetapi karena dia ingin mengejar cinta sejatinya: Entang Kosasih. O belajar menjadi manusia dengan memakai topeng monyet. Menurut dia, dengam memakai topeng monyet dia bisa merasakan bagaimana menjadi manusia.

O adalah monyet sirkus, topeng monyet, yang dipunyai oleh Betalumur, seorang pengangguran mantan begal yang tidak lulus sekolah. O sering mendapat siksaan dari majikannya yang selalu tidur saat O harus ngamen di perempatan jalan. Namun di situlah cerita tentang O dan Kirik (teman anjingnya) dimulai. Dan bersama Betalumur lah O kemudian tahu bahwa Entang Kosasih benar-benar telah menjadi seorang manusia, dalam wujud penyanyi dangdut: sang Kaisar Dangdut dengan bulu dada yang mencuat keluar dari bajunya, dengan gitar terselempang di bahunya.

Sobar (polisi yang menembak Entang Kosasih) dan Dara, kekasih gelapnya, adalah kisah yang berbeda. Cinta sejati membawa mereka menjadi sepasang ikan yang harus mati ditembak oleh Toni Bagong, mantan kekasih Dara.

Kisah Betalumur diceritakan kemudian. Betalumur adalah manusia yang berambisi menjadi binatang: babi. Betalumur menjadi babi ngepet, bukan untuk mencari pesugihan, tetapi sekedar ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi binatang. Seperti pesan wanita yang dicintainya, jika ingin belajar tentang cinta, Betalumur harus belajar dari binatang. Karena itulah Betalumur menjadi babi.

Eka menyaling silangkan semua cerita, hingga terjalin menjadi satu kisah yang membuat penasaran dan membuat kita ingin segera menyelesaikan novelnya. Saya mencatat beberapa kalimat dalam novel tersebut yang menurut saya bagus:

  • Cinta tak ada hubungannya dengan kebahagiaan, meskipun cinta bisa memberimu hal itu. Aku menderita karena cinta, dan aku terus menderita. Karena aku terus mencintai ia yang membuatku menderita
  • Menghadapi maut, kini ia sadar, tak ada bedanya apakah kau manusia atau binatang. Pilihanmu hanyalah menyerah sebab maut tak bisa dilawan, atau berkelit sebab maut kadangkala masih ingin bermain-main dengan waktu. Hanya untuk mengulur kekalahan. Manusia atau binatang, tak ada yang menang melawan maut
  • Tanpa masa lalu, kau tak akan memiliki masa depan.

Masih tetap dengan gaya berceritanya, Eka sangat latah menyebut tai, kopet, kunyuk, munyuk, dll di novel ini: khas Eka. Namun di novel ini Eka juga mengutip dua ayat dari AlQuran, yaitu surat Al-Anam dan surat Yusuf, satu hal yang baru saya temui dari novel-novel Eka.

Selain kata-kata jorok, Eka juga masih tetap menyajikan adegan persetubuhan dalam novel ini, meskipun kali ini yang disajikan adalah persetubuhan panas dua ekor tikus. 😛

Jadi, apakah O berhasil menemui Entang Kosasih setelah menjadi manusia? Atau berhasilkan Betalumur merasakan bagaimana rasanya menjadi binatang? Yuk baca novelnya 🙂

Gambar dari sini.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.