Kehabisan Ide Menulis di Tengah Jalan

SAYA memang bukan penulis profesional yang bukunya ada dimana-mana karena sampai detik ini belum ada satu buku pun yang bisa saya telurkan. Tetapi sedikit banyak saya punya pengalaman menulis, entah itu di blog, di majalah, bahkan pengalaman menulis surat dinas di kantor :P. Saat ini saya ingin berbagi mengenai tips dan trik saat saya kehabisan ide menulis, terutama saat ide itu habis di pertengahan jalan saat kita sedang menulis.

Harus Ada Ide
Menulis tidak hanya sekedar menyusun kata-kata menjadi kalimat, karena menulis adalah mewujudkan ide. Artinya, untuk menulis harus ada ide terlebih dahulu. Tidak mungkin kita menulis sesuatu tanpa ide. Menulis tentang pajak harus ada ide tentang pajak, menulis tentang jalan-jalan harus ada ide jalan-jalannya kemana, dimana, sama siapa, dan seterusnya. Bahkan menulis sesuatu yang random sekalipun harus ada ide kerandomannya. Para profesional menyebut ide tersebut sebagai premis. Menulis adalah mewujudkan premis menjadi deretan kata, kalimat, dan paragraf yang mempunyai isi, dapat dimengerti, ada alur berceritanya, dan bisa disimpulkan.

Paragraf Pembuka Harus Nendang
Di kantor saya sering diprotes bos saya jika membuat surat dinas yang isinya kurang ‘nendang’ menurut istilah beliau. Kurang nendang menurut beliau adalah jika surat saya tidak memberikan efek yang signifikan kepada pembaca surat. Entah itu efek geram, marah, semangat atau kemauan untuk melakukan sesuatu setelah membaca surat tersebut. Dalam menulis, paragraf pembuka adalah inti. Karena paragraf pembuka tersebut yang akan menentukan apakah pembaca akan melanjutkan ke paragraf berikutnya atau tidak. Oleh karena itu paragraf pembuka harus dibuat dengan pertimbangan yang matang karena harus pas dan mengena.

Saya senang menggunakan metode induksi dalam menulis, dimana saya meletakkan ide utama pada paragraf pertama, meski tidak secara utuh. Paragraf pertama adalah ide besar tulisan (premis) sekaligus menarik pembaca untuk membaca paragraf-paragraf berikutnya. Ide besar yang tidak utuh tersebut kemudian saya elaborasi dan saya utuhkan di paragraf-paragraf selanjutnya.

Itulah alasannya (dan biasanya memang begitu) kenapa menemukan kalimat pembuka saat kita mulai menulis membutuhkan energi yang ekstra. Tapi setelah kalimat pembuka tersebut jadi, kita akan dengan mudah melanjutkan ke kalimat dan paragraf berikutnya.

Jika Berhenti di Tengah Jalan
Saat menulis saya sering kehabisan–atau bahkan kehilangan–ide di tengah jalan. Kehabisan ide jika saya tidak tahu harus ngapain lagi dengan tulisan tersebut, kehilangan ide jika tulisan saya kemudian berubah arah/haluan di tengah-tengah jalan, tidak lagi sesuai premis. Biasanya yang saya lakukan adalah:
a. Membaca basmalah
b. Mengingat-ingat premis yang ingin saya wujudkan dalam tulisan tersebut
c. Membaca ulang tulisan dari awal. Membawa ulang tulisan dari awal biasanya membantu kita menemukan kembali ide yang ingin kita sampaikan kepada pembaca. Dengan demikian kita bisa kembali mengingat apa sebenarnya pesan yang ingin kita utarakan kepada pembaca. Membaca ulang tulisan dari awal juga bisa sekaligus mengoreksi apabila ada kata atau kalimat atau bahkan tanda baca dan tata penulisan yang kurang pas.

Penutup yang Pas
Jika kalimat pembuka adalah pengantar menuju premis, maka kalimat penutup adalah kesimpulan premis. Kalimat penutup harus menyimpulkan sekaligus memberikan closing terhadap ide yang kita sampaikan di awal, sehingga tulisan kita menjadi tulisan yang utuh, lengkap elemen-elemennya dan memenuhi etika kepenulisan yang baik. Kalimat penutup khas saya biasanya disertai dengan doa dan harapan, hehe, meski tidak harus selalu demikian, yang penting enak dan memberi kesimpulan.

Banyak Membaca
Hil yang mustahal jika seseorang ingin menjadi penulis tetapi tidak suka membaca. Menulis pada dasarnya adalah menyampaikan ulang ide-ide orang lain yang kita baca melalui tulisan-tulisannya. Ide-ide tersebut kita sampaikan dalam bahasa yang lain dengan tulisan kita sendiri. Mungkin itu sebabnya perintah pertama nabi Muhammad adalah untuk membaca.

Semoga tips-tips di atas bisa membantu dan memberikan gambaran dalam menulis. 🙂

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.