MARI kita bicara tentang arti kesungguhan. Seorang mahasiswa yang berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapat nilai maksimal adalah mahasiswa yang bersungguh-sungguh. Seorang ayah yang bekerja untuk membiayai pendidikan anak-anaknya dengan maksimal adalah seorang ayah yang bersungguh-sungguh. Seseorang yang berusaha membahagiakan kekasih hatinya dengan maksimal adalah seorang kekasih yang bersungguh-sungguh.
Kesungguhan diukur dari usaha yang maksimal. Kesungguhan seseorang terhadap sesuatu akan nampak ketika dia sudah mencoba semua alternatif yang ada. Jika suatu tempat bisa ditempuh melalui jalur A, B, dan C, dan masing-masing jalur memiliki ujian dan kesulitannya sendiri, maka kesungguhan akan terlihat jika setelah melalui jalur A dan gagal, kita akan mencoba jalur B, jika jalur B masih tetap gagal, kita akan mencoba jalur C. Itulah makna kesungguhan. Kesungguhan sebanding dengan usaha maksimal.
Permasalahannya adalah, kita lebih mudah menilai kesungguhan seseorang dibanding menilai kesungguhan diri sendiri. Kita akan mudah mengatakan si Anu sungguh-sungguh, si Beta setengah-setengah, atau si Charly tidak berusaha sama sekali. Sementara kita lupa mempertanyakan kesungguhan diri sendiri. Kira-kira jika kita berada di posisi yang sama dengan si Anu, si Beta, atau si Charly, kesungguhan seperti apa yang akan kita berikan? Sungguh-sungguh kah? Setengah-setengah kah? atau bahkan tidak mengusahakannya sama sekali?
Orang lebih mudah menilai orang lain, namun kadang lupa menilai diri sendiri. Mari sedikit demi sedikit kita memperbaiki diri. Semoga.
____________________
credit. Thanks to goingsatan.ml yang telah membuatkan gambar di atas 🙂