Take vacations, go as many places as you can
you can always make money
you can’t always make memories
—anonymous
Begitu bunyi kalimat indah di timeline Path suatu hari. Refleks saya menganggukkan kepala mengamini isi kalimat di atas. Saya ingin pergi ke banyak tempat, selagi saya bisa; uang bisa kita cari (kembali), tapi kita tidak akan pernah mendapatkan kenangan yang sama.
Tanpa terasa waktu berjalan cepat. Rencana perjalanan yang kami rencanakan sejak sembilan bulan yang lalu tinggal menghitung hari saja. Rasanya bagaimana ya, antara percaya dan tidak bahwa kami sudah sampai sejauh ini merencanakan sesuatu yang pada awalnya hanya ide iseng saja. Tidak kurang dari sepuluh hari lagi—hanya lima hari lagi—rencana itu tinggal kenangan, karena berganti menjadi aksi untuk mewujudkan rencana tersebut. Sembilan bulan lima hari, tepat lahirnya mimpi kami mengunjungi negeri sakura yang disanjung dan dipuja banyak orang, yang disanjung orang-orang di kampung saya sebagai negeri yang memberi banyak uang kepada warga kampung kami yang bekerja di sana: sebagai TKI, yang tiga tahun kemudian kembali ke Indonesia dan tidak mau bekerja jika bayarannya tidak ‘setinggi’ di sana, padahal semuanya hanya karena masalah harga uang kita yang nilainya seperseratus dibandingkan harga uang saudara tua kita itu.
Semoga lima hari lagi segala hal berjalan dengan lancar, tanpa halangan apapun. Amin.
Berbicara mengenai mata uang, tidak mungkin kan kalau kita pergi ke suatu negara tanpa membawa mata uang negara tersebut. Bisa saja sih, membawa kartu kredit atau kartu debit misalnya. Namun rasanya kurang afdhol mengingat kita juga belum tau apa semua tempat bisa menerima kartu visa atau master. Jadi mau tidak mau sebelum pergi ke negara lain kita harus membawa mata uang negara tersebut, seperlunya.
Mengenai menukar mata uang kita dengan mata uang asing, mungkin saya bisa memberikan sedikit tips. Tips ini saya buat berdasarkan pengalaman saya sendiri menukarkan uang rupiah menjadi uang asing:
1. Cari info nilai tukar (kurs) mata uang sebanyak-banyaknya. Jika waktu bepergian masih cukup lama, kita bisa mencatat nilainya setiap hari, perhatikan perubahannya, jika perlu buatlah peramalan (tentu saja berdasarkan data statistik) dengan menggunakan ekstrapolasi tertentu, kira-kira pada tanggal berapa nilai kurs rupiah menguat, sehingga lebih menguntungkan kita yang akan membeli mata uang asing.
2. Jangan ragu menelepon money changer atau bank setiap hari, atau buka saja website-nya untuk mencari informasi mengenai nilai tukar.
3. Belilah dari money changer yang terpercaya, yang kredibel. Jangan membeli mata uang asing dari money changer yang abal-abal, apalagi money changer di pinggir jalan. Pastikan pelayanan mereka bagus dan tidak mengecewakan. Untuk melihat kredibel atau tidaknya suatu money changer, bisa dilihat dari nama perusahaannya, tempat beroperasinya (money changer yang beroperasi di mal biasanya kredibel, meskipun hal itu juga bukan jaminan), maupun dari cerita orang-orang yang pernah menukar uang di money changer tersebut.
4. Apabila tidak yakin dengan kredibilitas money changer, beli saja dari bank, karena kredibilitas bank (bank nasional tentunya) pasti bisa dipertanggungjawabkan.
5. Jika akan menukar uang dengan jumlah yang relatif besar, telepon terlebih dahulu sebelum ke tempat penukaran, apakah stok-nya ada atau tidak. Jangan sampai kita sudah datang jauh-jauh tetapi stok-nya tidak tersedia. Kemudian tanyakan juga harganya, apakah dengan menukar jumlah yang banyak, bisa diberikan kurs yang lebih murah. Jangan lupa tanyakan juga metode pembayarannya, apakah bisa menggunakan transfer atau tidak. Pasti merepotkan (dan menakutkan) kan jika kita membawa uang tunai dalam jumlah besar?
6. Jika bisa transfer, tanyakan rekening bank apa yang dimiliki money changer tersebut. Pastikan rekening tabungan yang kita miliki mendukung untuk mentransfer uang dalam jumlah besar ke rekening tujuan. Karena hampir semua bank memberikan batasan (limitasi) nilai transfer (baik dengan rekening di bank yang sama, apalagi dengan rekening di bank lain) maupun batasan nilai tarik tunai. Hal ini biasanya tergantung dari jenis tabungan maupun jenis kartu yang kita miliki.
7. Jika akan menukar di bank, tanyakan apakah bisa overbooking/pemindahbukuan atau tidak. Jika bisa, jangan lupa membawa buku tabungan. Karena beberapa bank menerapkan tidak bisa pindah buku dengan nilai melebihi limitasi jika tidak ada buku tabungan.
8. Pastikan keaslian uang yang kita tukar. Jangan sampai uang yang kita terima palsu. Selain kita tertipu di Indonesia, kita juga (mungkin) akan ditangkap di negara tujuan, karena dianggap sebagai pengedar uang palsu. Yang ini amit-amit jabang bayi, jangan sampai kejadian.
9. Jangan lupa membaca bismilah dan berdoa sebelum menukar uang, agar dijauhkan dari uang palsu, dijauhkan juga dari kekalapan menggunakan mata uang tersebut di negara tujuan, sehingga kita tidak akan boros, hehe.
Sekian tips saya, semoga bermanfaat.